Lidar
kependekan dari : Light Detection And Ranging, yang diartikan (secara
terjemahan bebas) adalah pengenalan
obyek dari udara menggunakan sinar (laser) dan pengukuran jarak dari
sensor terhadap obyek yang akan dikenali. Sinar Laser adalah sinar yang
mempunyai gelombang tidak tampak Infrared yang
mempunyai panjang gelombang
sekitar 1000 nanometer, karena spesifikasinya tersebut, maka laser bisa
menembus celah dedaunan untuk mencapai permukaan tanah dan dipantulkan kembali
untuk ditangkap oleh sensor laser untuk dicatat beda waktu yang digunakan mulai
keluar dari sensor sampai kembali ditangkap sensor. Sehingga jarak yang didapat
atau disebut dengan Range merupakan separoh waktu pergi-pulang dikalikan dengan
kecepatan rambat gelombang Laser yang digunakan.
Apabila
posisi kordinat dan elevasi dari sensor Laser diketahui (dengan technologi
GPS/INS), maka setiap obyek yang memantulkan sinar laser tersebut bisa
diketahui posisinya dan elevasinya terhadap bidang Referensi yang digunakan.
Sehingga setiap posisi koordinat dan elevasi tersebut bisa digunakan untuk
pemetaan, khususnya pemetaan topografi yaitu memanfaatkan elevasi permukaan
tanah yang memantulkan sinar laser sewaktu dilakukan scanning.
Selanjutnya
elevasi setiap titik dipermukaan tanah dapat digunakan untuk menyusun Model
Permukaan Digital/MPD yang bermanfaat untuk modelling permukaan wilayah maupun
pembuatan garis kontur untuk pemetaan. Untuk menyajikan gambaran dari detail
planimetris permukaan tanah seperti Jalan, Bangunan, Sungai, jalur Transmisi,
tutupan lahan seperti jenis vegetasi, wilayah pertanian, perkebunan, budidaya,
tambang, wilayah tubuh air dan lain sebagainya, dilakukan dengan cara
menggambar diatas Foto udara digital sebagai kelengkapan system Lidar.
Monitoring dan Supporting
Teknis.
Secara
teoritis LIDAR terdiri dari tiga komponen yaitu :
·
Global Positioning System (GPS)
Dalam
system LIDAR, GPS dipakai sebagai system penentuan posisi wahana terbang secara
3D (X, Y, Z atau L, B, h) terhadap system referensi tertentu. ketika melakukan
survey LIDAR. Penentuan posisi dilakukan secara differensial sehingga bisa
mengamati posisi objek yang diam atau bergerak.Karena pengukuran posisinya
dilakukan secara real time maka metode penentuan GPS itu dinamakan Real Time
Kinematics Differential GPS (RTK-DGPS).
·
Inertial Navigation System (INS)
INS
adalah suatu system navigasi yang mampu mendeteksi perubahan geografis,
perubahan kecepatan, serta perubahan orientasi dari suatu benda. Sistem ini
mampu mengukur besar perubahan sudut orientasi wahana terbang terhadap arah
utara, besar pergerakan sudut rotasi wahana terbang terhadap sumbu-sumbu
horisontalnya, percepatan wahana terbang, hingga temperature dan tekanan udara
di sekitar wahana terbang. Dari hasil pengukuran yang dapat dilakukan oleh INS,
dapat dihasilkan informasi berupa orientasi tiga dimensi serta posisi wahana
terbang.
·
Sensor Laser
Sensor
LIDAR berfungsi untuk memancarkan sinar laser ke objek dan merekam kembali
gelombang pantulannya setelah mengenai objek. Pada umumnya gelombang yang
dipancarkan oleh sensor terdiri atas dua bagian, yaitu gelombang hijau dan
gelombang infra merah. Gelombang hijau berfungsi sebagai gelombang penetrasi
jika suatu sinar laser mengenai daerah perairan. Sinar hijau berfungsi untuk
mengukur data kedalaman, sedangkan sinar infra merah berfungsi untuk mengukur
data topografi daratan atau permukaan bumi. Kekuatan sensor LIDAR sangat erat
kaitannya dengan:
Ø Kekuatan
sinar laser yang dihasilkan
Ø Cakupan
dari pancaran sinar gelombang laser
Ø Jumlah
sinar laser yang dihasilkan tiap detik
Sensor
LIDAR memiliki kemampuan dalam pengukuran multiple return. Multiple return
digunakan untuk menentukan bentuk dari objek atau vegetasi yang menutupi
permukaan tanah. Gelombang yang dipancarkan dan dipantulkan tidak hanya
mengenai permukaan tanah, tetapi juga mengenai objek-objek yang ada di atas
permukaan tanah. Masing-masing pantulan yang dihasilkan diukur intensitasnya,
sehingga diperoleh gambaran atau bentuk dari objek yang menutupi permukaan
tanah tersebut.
Pengukuran LIDAR.
Prinsip
kerja LIDAR secara umum adalah sensor memancarkan sinar laser pada target
kemudian sinar tersebut dipantulkan kembali ke sensor. Berkas sinar yang
ditangkap kemudian dianalisis oleh peralatan detector.
Perubahan
komposisi cahaya yang diterima dari sebuah target ditetapkan sebagai sebuah
karakter objek. Waktu perjalanan sinar saat dipancarkan dan diterima kembali
diperlukan sebagai variable penentu perhitungan jarak dari benda ke sensor.
Pada
wahana yang dipilih (Pesawat terbang) dipasang Laser Scanner, GPS, dan INS.
Berdasarkan skala produk yang diinginkan dan luas cakupan, maka dapat
ditentukan jalur terbang. Pada jalur terbang yang telah ditentukan tersebut
pesawat melakukan pemotretan/ penyiaman (scanning). Nah, pada saat laser
scanner melakukan penyiaman sepanjang jalur terbang, pada setiap interval waktu
tertentu direkam posisinya (menggunakan GPS) dan orientasinya (menggunakan
INS). Proses ini dilakukan sampai seluruh jalur terbang yang direncanakan dapat
disiam. Pada tahap pemrosesan datanya dapat dibedakan dalam 3 bagian, yaitu
pemrosesan data GPS, INS, dan LIDAR. Pemrosesan GPS dan INS dilakukan terpisah
secara post processing sehingga didapatkan posisi dan orientasi Laser scanner
sepanjang trayektori (lintasan jalur terbang).
Prinsip
pemrosesan signal radar dilakuan untuk menentukan jarak antara Laser Scanner
dengan obyek (misal atap gedung. Hal yang cukup menarik disini adalah akan
ditemukan 4 sistem koordinat, yaitu: Sistem koordinat receiver GPS, Sistem
koordinat INS, Sistem koordinat Laser Scanner, dan Sistem koordinat peta. Dalam
konteks fotogrametri, ke-4 sistem kordinat tersebut dapat dihubungkan dalam
bentuk vektor. Vektor system koordinat peta merupakan vektor resultan
penjumlahan vektor sistem koordinat receiver GPS dengan INS dan Laser Scannner.
Data
awal setelah pengukuran Lidar yang didapatkan berupa :
1. Koordinat
titik kontrol (BM) pengukuran dilapangan menggunakan GPS Geodetik ( Adjustment
report) dan hasil GPS kinematik pesawat.
2. RAW
data Lidar dalam format asli system LAS file
3. Image
photo berwarna medium format metric dalam format digital
4. Peta
jalur terbang.
Apakah Lidar Mapping ?
Lidar
kependekan dari : Light Detection And Ranging, yang diartikan(secara terjemahan
bebas) adalah pengenalan obyek dari udara(airborne) menggunakan sinar(laser)
dan pengukuran jarak dari sensor terhadap obyek yang akan dikenali.
Sinar
Laser adalah sinar yang mempunyai gelombang tidak tampak Infrared yang
mempunyai panjang gelombang sekitar 1000 nanometer, karena spesifikasinya
tersebut, maka laser bisa menembus celah dedaunan untuk mencapai permukaan tanah
dan dipantulkan kembali untuk ditangkap oleh sensor laser untuk dicatat beda
waktu yang digunakan mulai keluar dari sensor sampai kembali ditangkap sensor.
Sehingga jarak yang didapat atau disebut dengan Range merupakan separoh waktu
pergi-pulang dikalikan dengan kecepatan rambat gelombang Laser yang digunakan.
Sinar laser yang digunakan harus tidak berbahaya terhadap mata manusia(eye
safe).
Apabila
posisi kordinat dan elevasi dari sensor Laser diketahui(dengan technologi
GPS/INS), maka setiap obyek yang memantulkan sinar laser tersebut bisa
diketahui posisinya dan elevasinya terhadap bidang Referensi yang digunakan.
Sehingga
setiap posisi koordinat dan elevasi tersebut bisa digunakan untuk pemetaan,
khususnya pemetaan topografi yaitu memanfaatkan elevasi permukaan tanah yang
memantulkan sinar laser sewaktu dilakukan scaning. Selanjutnya elevasi setiap
titik dipermukaan tanah dapat digunakan untuk menyusun Model Permukaan
Digital/MPDyang bermanfaat untuk modelling permukaan wilayah maupun pembuatan
garis kontur untuk pemetaan.
Untuk
menyajikan gambaran dari detail planimitris permukaan tanah seperti Jalan,
Bangunan, Sungai, jalur Transmisi, tutupan lahan seperti jenis vegetasi,
wilayah pertanian, perkebunan, budidaya, tambang, wilayah tubuh air dls, dilakukan
dengan cara menggambar diatas Foto udara digital sebagai kelengkapan system
Lidar.
Apa Komponen system Lidar ?
Terdapat
3 komponen utama system Lidar yaitu : Laser generator-GPS/INS-Kamera digital.
Laser
generator berfungsi untuk membidik obyek dari pesawat terbang dan mengukur
waktu tempuh saat membidik obyek . Normalnya dilengkapi dengan unit perekam
data. Sinar laser tersebut dibidikan secara tidak lengsung ke obyek diatas
tanah, melainkan ditembakan melalui cermin yang digoyang sehingga akan membentuk
bidikan kearah kanan-kiri dari sensor. Jika sensor bergerak karena dibawa oleh
pesawat, maka hasil bidikan laser generator merupakan kumpulan titik dengan
lebar tertentu(normalnya membentuk sudut 60º dari sumbu tegaknya) yang akan
membentuk swath(lebar bidikan memanjang sesuai dengan arah gerakan terbang
pesawat)GPS/INS digunakan untuk menentukan posisi dan penyimpangan sudut dari
arah sumbu X, sumbu Y dan sumbu Z dari Laser generator agar setiap bidikan
laser yang mengenai obyek bisa ditentukan koordinatnya(Lintang-Bujur) dan
elevasinya dari referensi yang ditetapkan. Kamera digital yaitu kamera yang
dapat merekam obyek yang dibidik sinar laser dengan lebar ckupan yang sama
dengan cakupan swath sinar laser
Apa yang dimaksud dengan
Fullwaveform technology pada system Lidar dan apa keuntungannya digunakan di
Indonesia ?
Sewaktu
pelaksanaan scanning Lidar dengan cara membidikkan sinar laser ke arah obyek
dipermukaan tanah, tiap bidikan yang mengenai obyek akan dipantulkan kembali ke
laser generatornya, system seperti ini disebut leading edge technology.
Sehingga dimungkinkan pantulan obyek pertama kembali ke generator yang disebut
first return, diikuti system pantulan pada obyek terakhir yaitu permukaan
tanah, dan return ke generator dan pantulan diantara first dan last return.
System seperti ini adalah kebanyakan system Lidar pada umumnya. System Lidar
lainnya adalah system yang disebut Fullwaveform technology, dimana setiap sinar
Laser yang dipantulkan dan mengenai obyek akan terus lanjut pada obyek-obyek seterusnya
sampai pada pantulan terakhir yang merupakan permukaan tanah. Sehingga setiap
range dari bidikan akan mempunyai multiple wave untuk setiap obyek yang
dilewati.
Kriteria
last return yang berupa permukaan tanah adalah lamanya mengenai obyek yaitu 6
milisecond. Jika sinar laser mengenai obyek lebih dari 6 milisecond maka sinar
harus kembali ke generator yang berararti adalah last return.
Komponen system Lidar manakah
yang menentukan ketelitian hasilnya ?
Kekuatan
pancar sinar Laser dan akurasi waktu laser yang digunakan untuk mengukur waktu
tempuh akan menentukan akurasi range laser.
Akurasi GPS /INS akan menentukan akurasi posisi koordinat dan elevasi
sensor yang berakibat pada akurasi obyek yang dibidik.
Bisakah Lidar dilakukan pada
malam hari atau menembus awan dan wilayah berair di tanah ?
Pelaksanaan
akuisisi Lidar dapat dilakukan pada malam hari karena Lidar menggunakan energi
sendiri berupa sinar Laser. Sinar Laser
tidak dapat menembus awan yang merupakan partikel air, berair, dimana sifat sinar
Laser tidak dapat menembus badan air.
Dengan demikian apabila bidikan sinar Laser mengenai wilayah berair
seperti pantai,danau,sungai lebar,wilayah rawa dsb, maka sinar laser dengan
gelombang infrared tidak dapat menembus tubuh air.
Apakah Lidar scanning bisa
digunakan untuk Mapping bawah air ?
Bisa,
dimana Lidar menggunakan sinar dengan panjang gelombang tertentu (normalnya
sinar biru dengan panjang gelombang 300-400 micron yang dikombinasikan dengan
sinar infrared. Laser dengan menggunakn
sinar infrared digunakan untuk mengetahui elevasi permukaan air,sedangkan lidar
dengan sinar biru akan menembus tubuh air sampi dengan kedalaman tertentu
sampai dengan permukaan dasar perairan. Sehingga kedalaman dasar perairan dapat
diketahui untuk dipetakan.
Apa yang dimaksudkan dengan
point-cloud,bare-earth dari Lidar ?
Point
cloud merupakan kumulan titik hasil bidikan laser pada Lidar scanning yang
telah diolah sehingga mempunyai posisi koordinat dan elevasi sesuai dengan
referensinya. Sedangkan Bare-earth adalah point cloud yang telah dipilah hanya
pada permukaan tanah saja(titik2 permukaan tanah gundul)
Apa kegunaan foto digital pada
Lidar Mapping ?
Foto
digital pada Lidar mapping digunakan untuk :
ü Melengkapi
garis batas permukaan tanah yang mempunyai beda elevasi menyolok seperti garis
pertemuan tebing, atau garis pada pematang yang berubah elevasinya secara
drastis, yang disebut dengan breakline. Breaklini ini berfungsi untuk membentuk
terrain atau garis kontur agar alami.
ü Sebagai
alat kontrol kualitas data Lidar
ü Sebagai
pelengkap data elevasi sekiranya data lidar tidak dapat menembus vegetasi
karena lebatnya vegetasi walaupun telah dilakukan cara scanning tertentu
seperti cross run.
ü Sebagai
media untuk penggambaran unsur-unsur planimetrik seperti Jalan,sungai,tutupan
lahan dsb yang dapat dilakukan secara monoskopik maupun stereoskopik 3D
ü Sebagai
data pelengkap untuk keperluan tertentu karena foto udara dapat menghasilkan
Peta Foto yang lebih informatif dibandingkan dengan peta garis.
Bisakah foto digital dilakukan
bersamaan sewaktu akuisi data Lidar ?
Seharusnya
foto udara digital dilakukan bersamaan dengan akuisisi Lidar agar lebih efisien
dan memperoleh akurasi setara dengan hasil Lidar, yaitu georeferensi
menggunakan data GPS/INS
Apakah persyaratan foto digital
untuk Lidar Mapping ?
Sebaiknya
foto udara dilakukan berdasarkan persyaratan Fotogrametry normal yaitu foto
udara yang mempunyai pertampalan kedepan searah jalur terbang sebesar 60% atau
lebih agar mempunyai daerah triplelap, dan pertampaln kesamping sebesar 30%.
Tidak boleh terjadi gap antar foto maupun antar jalur terbang karena variasi
skala wilayah bergunung.
Bagaimana akuisisi Lidar dan
foto digitalnya untuk daerah bergunung ?
Akuisi
lidar bersama foto udara pada wilayah bergunung harus menggunakan system
management berdasarkan predetermend position yang dikontrol v/h (variasi
kecepatan terhadap elevasi terrain) menggunakan GPS komputer navigation.
Bisakah data Lidar mencapai
permukaan tanah jika wilayah yang di scanning adalah ber vegetasi cukup lebat ?
Salah
satu perkiraan apakah Laser dapat menembus kelebatan vegetasi atau tidak, bisa
dilakukan pemeriksaan dari bawah lingkungan vegetasi,jika seseorang dibawah
lingkungan vegetasi masih dapat melihat sinar matahari, berarti Laser juga
dapat menembusnya
Apa yang dilakukan jika data
Lidar tidak dapat mencapai permukaan tanah ?
Guna
mengantisipasi tidak menembusnya sinar laser pada wilayah bervegetasi lebat,
dilakukan Cross-run dengan arah penerbangan yang berbeda, sehingga beaya Lidar
Mapping akan tergantung dari system akuisisinya yang akan menghasilkan akurasi
tersendiri. Dengan beaya yang lebih murah, cross run tidak dilakukan sehingga
potensi sinar laser tidak akan mencapai permukaan tanah dan akibatnya data
elevasi yang diperoleh terbatas dan akhirnya akan memberikan hasil keluaran
yang tidak sempurna. Hanya data2 laser diatas permukaan tanah yang kurang
bermanfaat untuk topolah yang diperoleh.
Jika cross run telah dilakukan tetapi memang kelebatan vegetasi tidak
dapat ditembus sinar laser,upaya terakhir adalah dengan menambahkan data
elevasi secara fotogrametry yaitu dengan pasangan foto udara stereo3D.
Ekstraksi tambahan titik elevasi dilakukan oleh system menggunakan Algoritma
fotogrametry digital(piksel based)
Berapakah ketelitian elevasi hasil
Lidar Mapping ?
Faktor Impiris akurasi Lidar Mapping di Indonesia
adalah sebagai berikut:
·
Akurasi Horisontal ± 20 cm
·
Akurasi elevasi ± 30cm
LIDAR telah digunakan secara luas untuk penelitian
atmosfer dan meteorologi. Instrumen LIDAR dipasang ke pesawat dan satelit yang
digunakan untuk survei dan pemetaan . Contoh terkini adalah Eksperimen NASA Advanced Research Lidar.
Di samping itu LIDAR telah diidentifikasi oleh NASA sebagai teknologi kunci
untuk memungkinkan pendaratan presisi paling aman untuk masa depan robot dan
kendaraan pendaratan berawak ke bulan.
Selain
itu, ada berbagai macam aplikasi dari LIDAR, seperti yang sering disebutkan
dalam Program Dataset Nasional LIDAR, USA .
·
Pertanian dan Perkebunan
LIDAR dapat digunakan untuk membantu petani menentukan area mana dari bidang lahan mereka untuk menerapkan persebaran pupuk. LIDAR dapat membuat peta topologi dari ladang dan mengungkapkan kelerengan dan paparan sinar matahari dari tanah pertanian. Para peneliti di Agricultural Research Service menyebut kan, dengan LIDAR mampu memperoleh dataset informasi topologi dengan kondisi tanah pertanian dari tahun-tahun sebelumnya. Dari informasi ini, peneliti bisa menentukan kategori tanah pertanian menjadi kelas tinggi, menengah, atau rendah – untuk menghasilkan zona persebaran kondisi lahan. Teknologi ini berharga untuk petani karena menunjukkan daerah mana untuk menerapkan penyebaran pupuk guna mencapai hasil panen tertinggi.
LIDAR dapat digunakan untuk membantu petani menentukan area mana dari bidang lahan mereka untuk menerapkan persebaran pupuk. LIDAR dapat membuat peta topologi dari ladang dan mengungkapkan kelerengan dan paparan sinar matahari dari tanah pertanian. Para peneliti di Agricultural Research Service menyebut kan, dengan LIDAR mampu memperoleh dataset informasi topologi dengan kondisi tanah pertanian dari tahun-tahun sebelumnya. Dari informasi ini, peneliti bisa menentukan kategori tanah pertanian menjadi kelas tinggi, menengah, atau rendah – untuk menghasilkan zona persebaran kondisi lahan. Teknologi ini berharga untuk petani karena menunjukkan daerah mana untuk menerapkan penyebaran pupuk guna mencapai hasil panen tertinggi.
·
Arkeologi
LIDAR memiliki banyak aplikasi dalam bidang arkeologi, termasuk membantu dalam perencanaan survey lapangan, pemetaan fitur bawah kanopi hutan, dan memberikan gambaran luas-detail, dan lain-lain. LIDAR juga dapat membantu arkeolog untuk membuat model elevasi digital (DEM) resolusi tinggi dari situs-situs arkeologi, yang dapat mengungkapkan mikro-topografi yang tersembunyi oleh vegetasi.
LIDAR memiliki banyak aplikasi dalam bidang arkeologi, termasuk membantu dalam perencanaan survey lapangan, pemetaan fitur bawah kanopi hutan, dan memberikan gambaran luas-detail, dan lain-lain. LIDAR juga dapat membantu arkeolog untuk membuat model elevasi digital (DEM) resolusi tinggi dari situs-situs arkeologi, yang dapat mengungkapkan mikro-topografi yang tersembunyi oleh vegetasi.
LIDAR
dan produk turunannya dapat dengan mudah diintegrasikan ke dalam Sistem
Informasi Geografis (SIG) untuk analisis dan interpretasi. Sebagai contoh di
Fort Beausejour – Fort Cumberland National Historic Site, Kanada, fitur
arkeologi yang belum ditemukan sebelumnya telah berhasil dipetakan yang
berhubungan dengan pengepungan Benteng pada tahun 1755. Fitur yang tidak bisa
dibedakan di lapangan atau melalui fotografi udara diidentifikasi dengan
overlay hillshades dari
DEM dibuat dengan pencahayaan dari berbagai sudut.
Dengan
LIDAR, kemampuan untuk menghasilkan resolusi tinggi dataset cepat dan relatif
murah. Selain efisiensi, kemampuannya untuk menembus kanopi hutan telah
memberikan penemuan fitur yang tidak dapat dibedakan melalui metode geospasial
tradisional dan sulit dijangkau melalui survei lapangan.
·
Biologi dan Konservasi
LIDAR banyak diaplikasikan di bidang kehutanan. Kanopi ketinggian, pengukuran biomassa, dan luas daun semua bisa dipelajari dengan menggunakan sistem LIDAR. Peta topografi juga dapat dihasilkan dengan mudah dari LIDAR, termasuk untuk penggunaan dalam varian produksi dari peta kehutanan.
LIDAR banyak diaplikasikan di bidang kehutanan. Kanopi ketinggian, pengukuran biomassa, dan luas daun semua bisa dipelajari dengan menggunakan sistem LIDAR. Peta topografi juga dapat dihasilkan dengan mudah dari LIDAR, termasuk untuk penggunaan dalam varian produksi dari peta kehutanan.
Contoh
lain, Liga Penyelamatan Redwood sedang melakukan sebuah proyek untuk memetakan
tinggi pohon di pantai utara California. LIDAR memungkinkan penelitian para
ilmuwan untuk tidak hanya mengukur tinggi pohon yang sebelumnya belum
dipetakan, tetapi untuk menentukan keanekaragaman hayati hutan redwood. Stephen
Sillett yang bekerja pada proyek Liga Pantai Utara LIDAR mengklaim bahwa
teknologi ini akan berguna dalam mengarahkan upaya-upaya masa depan untuk
melestarikan dan melindungi pohon-pohon tua redwood.
·
Geomorfologi dan Geofisika
Peta resolusi tinggi elevasi digital yang dihasilkan oleh LIDAR telah memacu kemajuan signifikan dalam bidang geomorfologi. Kemampuan LIDAR untuk mendeteksi fitur topografi halus seperti teras sungai dan tepi saluran sungai, mengukur elevasi permukaan tanah di bawah kanopi vegetasi, menghasilkan turunan spasial elevasi, dan mendeteksi perubahan elevasi pada suatu permukaan bumi.
Peta resolusi tinggi elevasi digital yang dihasilkan oleh LIDAR telah memacu kemajuan signifikan dalam bidang geomorfologi. Kemampuan LIDAR untuk mendeteksi fitur topografi halus seperti teras sungai dan tepi saluran sungai, mengukur elevasi permukaan tanah di bawah kanopi vegetasi, menghasilkan turunan spasial elevasi, dan mendeteksi perubahan elevasi pada suatu permukaan bumi.
Data
LIDAR dikumpulkan oleh perusahaan swasta dan juga konsorsium akademik dalam
mendukung pengumpulan, pengolahan dan pengarsipan dataset LIDAR yang
tersedia untuk publik. Pusat Nasional untuk Pemetaan Airborne Laser (NCALM),
didukung oleh National Science Foundation,
mengumpulkan dan mendistribusikan data LIDAR untuk mendukung penelitian ilmiah
dan pendidikan di berbagai bidang, khususnya geosains dan ekologi.
Dalam
geofisika dan tektonik, kombinasi pesawat berbasis LIDAR dan GPS telah
berevolusi menjadi alat penting untuk mendeteksi kesalahan dan mengukur
material pengangkatan. Output dari kedua teknologi dapat menghasilkan model
elevasi sangat akurat untuk medan yang bahkan dapat mengukur elevasi tanah
melalui pepohonan.
Kombinasi
ini telah digunakan untuk menemukan lokasi Fault Seattle di Washington, Amerika
Serikat. Kombinasi ini mampu mengukur material pengangkatan di Mt. St Helens
dengan menggunakan data dari gletser sebelum dan setelah pengangkatan di tahun
2004. Sistem monitor airborne LIDAR memiliki kemampuan untuk mendeteksi
jumlah halus peningkatan atau penurunan material.
Sebuah
sistem berbasis satelit NASA ICESat yang mencakup sistem LIDAR diterapkan untuk
tujuan ini. Airborne Topografi Mapper NASA digunakan secara luas untuk memantau
gletser dan melakukan analisis perubahan pesisir. Kombinasi ini juga digunakan
oleh para ilmuwan tanah saat membuat survei tanah. Pemodelan medan detail
memungkinkan ilmuwan tanah untuk melihat perubahan bentuk lahan lereng dan
menunjukkan pola-pola dalam hubungan spasial.
·
Transportasi
LIDAR telah digunakan dalam sistem Adaptive Cruise Control (ACC) untuk mobil. Sistem seperti yang oleh Siemens dan Hella menggunakan perangkat LIDAR dipasang pada bagian depan kendaraan, seperti bumper, untuk memantau jarak antara kendaraan dan setiap kendaraan di depannya. Kendaraan di depan melambat atau terlalu dekat, ACC menerapkan rem untuk memperlambat kendaraan. Ketika jalan di depan jelas, ACC memungkinkan kendaraan untuk mempercepat ke preset kecepatan oleh pengemudi.
LIDAR telah digunakan dalam sistem Adaptive Cruise Control (ACC) untuk mobil. Sistem seperti yang oleh Siemens dan Hella menggunakan perangkat LIDAR dipasang pada bagian depan kendaraan, seperti bumper, untuk memantau jarak antara kendaraan dan setiap kendaraan di depannya. Kendaraan di depan melambat atau terlalu dekat, ACC menerapkan rem untuk memperlambat kendaraan. Ketika jalan di depan jelas, ACC memungkinkan kendaraan untuk mempercepat ke preset kecepatan oleh pengemudi.
·
Militer
Beberapa aplikasi LIDAR untuk militer memberikan citra resolusi yang lebih tinggi dalam mengidentifikasi target musuh, seperti tank. Nama LADAR lebih umum dipakai di dunia militer. Contoh aplikasi militer LIDAR diantaranya Tambang Laser Airborne Detection System (ALMDS) untuk counter-tambang peperangan dengan Arete Associates.
Beberapa aplikasi LIDAR untuk militer memberikan citra resolusi yang lebih tinggi dalam mengidentifikasi target musuh, seperti tank. Nama LADAR lebih umum dipakai di dunia militer. Contoh aplikasi militer LIDAR diantaranya Tambang Laser Airborne Detection System (ALMDS) untuk counter-tambang peperangan dengan Arete Associates.
Sebuah
laporan NATO (RTO-TR-SET-098) menyebutkan bahwa: berdasarkan hasil sistem
LIDAR, satuan tugas merekomendasikan bahwa pilihan terbaik untuk aplikasi
jangka dekat (2008-2010) dari stand-off sistem deteksi UV LI. Long-Range
Standoff Detection System Biologi (LR-BSD) dikembangkan untuk Angkatan Darat AS
untuk memberikan peringatan sedini mungkin atas serangan biologis. Ini adalah
sistem udara yang dibawa oleh helikopter untuk mendeteksi awan aerosol buatan
yang mengandung senjata biologi dan kimia pada jarak jauh.