Kawan..sudah pernah mendengar kata “ANEMIA”? Jelas, ANEMIA bukanlah suatu kata yang asing lagi untuk kita. Anemia adalah sekelompok gangguan yang dikarakterisasi dengan penurunan hemoglobin (Hb) dan ataupun sel darah merah (SDM), berakibat pada penurunan kapasitas pengangkutan O2 oleh darah. Anemia dapat terjadi karena abnormalitas pembentukan sel darah merah, destruksi sel darah merah yang berlebihan maupun terjadinya kehilangan darah dalam jumlah yang besar. Anemia juga dapat timbul sebagai salah satu manifestasi penyakit, seperti penyakit ginjal kronis, penyakit hati, inflamasi kronis, dll.
Beberapa gejala yang umum terjadi pada pasien anemia, antara lain :
- Pucat
- Mudah lelah
- Lemas, kurang berenergi
- Lemah
- Pusing
- Vertigo
- Nafas pendek
- Nyeri dada
- Jantung berdebar
- Sensitif, lekas marah
- Gangguan saraf untuk anemia yang terjadi karena kekurangan vitamin B12
Untuk pengobatannya, pasien anemia akan menerima pengobatan berdasarkan faktor penyebab anemia itu sendiri, antara lain:
a. Anemia akibat kurangnya asupan nutrisi
Anemia Defisiensi Zat Besi
Pengobatan dilakukan dengan pengonsumsian suplemen zat besi baik secara oral maupun dalam bentuk injeksi. Biasanya pengonsumsian suplemen besi disertai vitamin C untuk mengoptimalkan hasil terapi. Suplemen zat besi dapat menghasilkan efek samping berupa konstipasi ataupun warna hitam pada tinja.
Bila dalam seminggu belum menunjukkan perubahan yang lebih baik, kemungkinan terjadinya kekurangan zat besi dikarenakan adanya pendarahan ataupun abnormalitas dalam penyerapan zat besi oleh tubuh. Untuk itu, perlu kembali dikonsultasikan pada dokter.
Anemia Defisiensi Vitamin B12
Anemia akibat kekurangan vitamin B12 atau biasa disebut Anemia Pernisiosa dapat disebabkan karena kurangnya asupan vitamin B12, kurangnya faktor intrinsik dalam tubuh untuk memetabolisme vitamin B12 ataupun karena efak samping obat. Untuk Anemia Pernisiosa yang disebabkan karena kurangnya asupan vitamin B12 dan faktor intrinsik, terapi dapat dilakukan dengan pengonsumsian vitamin B12, baik secara oral maupun dalam bentuk injeksi. Untuk Anemia Pernisiosa yang disebabkan karena efek samping obat yang sedang dikonsumsi, pemberian vitamin B12 disertai dengan pengurangan ataupun penghentian obat yang sedang dikonsumsi.
Anemia Defisiensi Asam Folat
Selain dengan peningkatan asupan asam folat dari makanan (bayam, kacang-kacangan, kuning telur, dll), peningkatan asupan asam folat juga dapat dilakukan dengan pengonsumsian suplemen asam folat.
b. Anemia akibat penyakit kronis, penyakit kritis ataupun disfungsi organ tubuh
Anemia akibat penyakit kronis
Anemia jenis ini dapat timbul pada pasien yang mengidap penyakit kronis seperti:
- Penyakit autoimun, seperti lupus, rheumatoid arthritis, dll
- Kanker, terutama kanker kelenjar limfa
,li>Penyakit ginjal kronis- Sirosis hati
- Infeksi jangka panjang, seperti osteomyelitis, HIV/AIDS, hepatitis, dll
Anemia yang diderita akan membaik seiring dengan pemulihan penyakit kronis yang diderita. Jika diperlukan penanganan, pasien anemia dapat diberikan tranfusi darah ataupun pengonsumsian suplemen zat besi.
Untuk pasien yang menderita anemia yang disebabkan oleh penyakit ginjal kronis yang diderita, biasa diberikan erythropoietin untuk menstimulasi pembentukan sel darah merah.
Anemia akibat penyakit kritis
Penyebab timbulnya anemia pada pasien penyakit kritis, antara lain : sepsis (infeksi bakteri dalam darah ataupun jaringan tubuh), peningkatan volume plasma darah, kehilangan darah saat operasi, kekurangan zat besi akibat proses imun yang abnormal, penurunan jumlah EPO sebagai unsur penting dalam proses eritropoesis, penurunan umur sel darah merah ataupun karena pendarahan.
Untuk terapi dapat diberikan suplemen zat besi, asam folat dan vitamin B12. Terapi juga dapat disertai dengan pemberian erythropoietin.
Anemia Hemolisis
Anemia hemolisis adalah suatu kondisi dimana terjadinya penurunan umur sel darah merah yang umumnya berumur 120 hari. Untuk terapi biasa digunakan obat steroid ataupun obat immunosupresan.
Anemia Aplastis
Anemia aplastis adalah suatu kondisi dimana tubuh tidak lagi bisa memproduksi sel darah merah. Untuk terapi, dilihat tingkat keparahan penyakit. Untuk anemia aplastis ringan dapat diberikan transfusi darah, untuk yang lebih parah dapat dilakukan transfusi darah disertai konsumsi obat hingga transplantasi sumsum tulang.
c. Anemia karena kelainan genetik
Anemia Sickle Cells
Anemia Sickle Cells adalah suatu kondisi dimana tubuh tidak dapat membentuk sel darah merah normal. Sel darah merah yang terbentuk akan berbentuk sabit.
Salah satu upaya penangan yang dapat dilakukan berupa transfusi darah. Obat-obatan yang dapat digunakan sebagai bagian dari terapi, antara lain :
- Antibiotik, untuk mencegah infeksi. Pasien anak berusia dua bulan akan diberikan antibiotik penisilin, hingga berusia 5 tahun.
- Obat penghilang rasa sakit untuk mengatasi rasa sakit
- Hydroxyurea, untuk menekan rasa sakit serta menurunkan kebutuhan akan transfusi darah.
Thallasemia
Thallasemia adalah jenis anemia dimana terjadi ketidaknormalan dalam pembentukan hemoglobin, merupakan penyakit keturunan. Belum dapat disembuhkan, namun terdapat terapi perawatan berupa tranfusi darah, dan pemberian suplemen asam folat.
Penanganan si anemia ini ternyata amat beragam yaa! So, bila ingin mengetahui pengobatan anemia yang tepat, kita harus mengerti terlebih dahulu mengenai jenis anemia yang diderita..makanya, jangan ragu untuk mengkonsultasikannya ke dokter yaa!
Referensi :
Dipiro, Joseph T., et.al., 2008, Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, 7th Ed, New York: Mc Graw Hill, p. 1639-1665
http://www.mayoclinic.com/