Wednesday, 14 March 2012

Apa Semua Obat Maag Perlu Dikunyah?



Beberapa orang mungkin pernah mengonsumsi obat maag dan bertanya-tanya “Ini obat maag perlu dikunyah kenapa sih? Ga bisa ya langsung ditelan aja?” Pertanyaan sederhana, tapi menuntut penjelasan yang cukup serius juga, karena ini berhubungan dengan efek obatnya sendiri.

Pertanyaan lain kemudian muncul lagi “Lho obat maagmu dikunyah? Kok waktu kakakku dikasih obat maag sama dokter katanya malah harus ditelan langsung jangan dikunyah.

Pertanyaan-pertanyaan semacam itu memang sering muncul di komunitas. Keduanya tidak salah, memang ada obat maag yang perlu dikunyah dan ada juga yang dapat langsung ditelan (khusus untuk obat sediaan tablet dan kapsul ya). Sebelumnya kita perlu tahu dulu sedikit tentang maag dan tentunya obat-obatan apa saja yang digunakan untuk gejala tersebut.

Maag merupakan istilah dari Bahasa Belanda yang artinya lambung. Sehingga nyeri pada lambung selalu diindentikan dengan nama maag. Secara umum gejalanya adalah sakit pada daerah ulu hatinya, dapat diikuti juga dengan mual bahkan muntah, kembung, nafsu makan berkurang. Memang jika hanya diamati sekilas, sepertinya gejala ini tidak berbahaya, namun bila tidak dilakukan pengobatan yang tepat gejala ini akan bertambah parah.

Sebelum gejala ini diatasi dengan obat memang lebih baik pasien menjalani pola hidup sehat seperti pengaturan pola makan yang teratur, tidak mengonsumsi makanan pedas, asam, dan berkafein, serta menghindari rokok dan alkohol. Selain itu juga menghindari stres dan melakukan olah raga rutin. Jika memang perlu dibantu dengan obat maka ada beberapa pilihan terapi yang dapat dijalani pasien.

Seperti yang telah disebutkan di atas, obat maag sediaan tablet yang banyak dikonsumsi bebas berupa tablet kunyah, obat ini dapat dibeli tanpa resep dokter dan merupakan pilihan pertama untuk menangani gejala maag. Golongan obatnya adalah antasida, kandungannya umumnya berupa Al(OH)3dan atau Mg(OH)2 maupun kombinasi keduanya. Golongan obat ini dalam pengonsumsiannya memang harus dikunyah terlebih dahulu, hal ini untuk meningkatkan kerja obat dalam menurunkan asam lambung. Jika tidak nyaman dikunyah, maka ada antasida pilihan lainnya, yaitu antasida suspensi. Selain itu antasida juga harus dikonsumsi saat perut kosong, yaitu satu jam sebelum makan atau dua jam setelah makan. Yang perlu diperhatikan juga dalam pengonsumsian obat ini adalah adanya interaksi dengan obat lain, jadi jika sedang mengonsumsi obat lainnya sebaiknya waktu minum obat diberi jarak.

Golongan obat maag lainnya antara lain golongan antihistamin H2 (contohnya Ranitidin, Simetidin, dan Famotidin), golongan inhibitor pompa proton (contohnya Omeprazol, Lansoprazol). Kedua golongan obat ini hanya dapat dibeli dengan resep dokter. Biasanya obat-obatan ini diresepkan dokter jika antasida tidak dapat mengatasi maag. Antihistamin H2 yang banyak di pasaran adalah Ranitidin. Obat ini baik dikonsumsi setelah makan karena penyerapannya meningkat dengan makanan. Sedangkan Omeprazol dan Lansoprazol sebaiknya dikonsumsi setengah jam sebelum makan. Kedua golongan obat dalam pengonsumsiannya tidak dikunyah terlebih dahulu, berbeda dengan antasida. Inilah yang membedakan beberapa jenis obat maag.

Jadi, pasien tentunya tidak dapat memukul rata bahwa semua obat maag harus dikunyah. Kenali gejala penyakit dan kenali juga obat yang dikonsumsi untuk meredakan gejala tersebut. Jika perlu, hubungi apoteker untuk pelayanan informasi obat.

No comments:

Post a Comment